Bismillahirrahmanirrahim..
Sore hari
Kala itu, aku teringat dimana aku mendapatkan piagam penghargaan sebagai penulis cilik. Aku berpikir, apakah masa itu hanya kebetulan belaka atau memang aku berbakat ? Entahlah.
"Aku ingin jadi penulis" kataku pada Ibu. Ibuku adalah seorang yang sangat percaya diri sewaktu muda. Beliau selalu mendapat juara satu saat lomba berpidato maupun membaca puisi. Menjadi penyiar radio daerah yang berbakat pada masanya. Gemilang dan bahagia saat itu. Karyanya juga sangat banyak. Berlembar-lembar puisi picisan dan beberapa buku tebal sudah terkumpul. Menjadi MC ( Master of Ceremony ) disetiap acara Karang Taruna desaku. Masa itu memang belum kekinian seperti saat ini. Tak ada media sosial sebagai ajang personal branding. Tetapi, ada satu hal yang membuat ibuku begitu berbeda menurutku. Beliau tak suka jika difoto. Foto ijazah pun sekarang sudah tak ada dalam kertas itu. Rasanya ingin meminjam mesin waktu agar bisa melihat ibuku waktu dulu. Namun disini, aku tak akan menceritakan kisah ibuku. Aku hanya sedang berproses menggapai asaku. Kalau ada orang yang berkata lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali memang sangat benar. Bukan maksud coba coba tapi aku berniat untuk selalu mencoba hal baru. Atau hal lama yang kucoba kembali. Entahlah.
Aku sedang menanam kata, memupuknya dengan banyak sekali makna, menyiramnya dengan sejuta alur ekspresi, lalu suatu saat nanti akan kupanen sebuah karya. Karyaku sendiri.
Tiada hasil tanpa adanya proses, lalu tiada proses tanpa ada usaha dan doa. Orang lain berhak menilai baik dan buruk, benar maupun salah. Namun satu hal yang pasti semangat di dada tak akan mati.
Arfa Khalida Uzma

Tidak ada komentar:
Posting Komentar